No Chains No Masters (2024)

Pada tahun 1759, Pulau Mauritius di Samudra Hindia berada di bawah kekuasaan kolonial Prancis. Penduduk yang diperbudak dan bekerja di perkebunan tebu hidup dalam ketakutan. Di antara mereka, Mati (Anna Diakhere Thiandoum) yang berusia 16 tahun menolak untuk menerima nasibnya. Tidak seperti ayahnya, Massamba (Ibrahima Mbaye), yang telah kecewa dengan penindasan selama bertahun-tahun, Mati memimpikan kebebasan dan kehidupan di luar perkebunan. Suatu malam, karena putus asa melarikan diri dari kekerasan para penculiknya, Mati menemukan tempat perlindungan di bagian terpencil pulau yang dikabarkan menjadi rumah bagi komunitas budak yang melarikan diri. Pelariannya memicu pengejaran yang kejam. Pemilik perkebunan (Benoìt Magimel) menyewa pemilik budak yang kejam, Madame La Victoire (Camille Cottin) dan putra-putranya untuk melacaknya. Massamba menyadari konsekuensi brutal yang menanti putrinya jika dia tertangkap. Dia tidak punya pilihan selain melepaskan diri dari rantainya dan memulai perjalanan berbahaya melalui hutan lebat di pulau itu untuk menemukannya. Perjalanan ayah dan anak ini menjadi perjuangan mati-matian untuk bertahan hidup dan sebuah terobosan terakhir yang tidak dapat diubah dari sistem kolonial yang telah mendefinisikan kehidupan mereka.